Minggu, 23 Juli 2017

SWOT pd diri sendiri

ANALISIS PADA DIRI SENDIRI
1. STRENGTHS
Dalam pelajaran dapan menyerap apa yang dijelaskan oleh guru atau dosen
Mampu fokus dalam segala sesuatu hal yang ingin dicapai
Apabila ada hal-hal yang tidak diketahui saya mau untuk mempelajari apa yang belum dikuasai atau apa yang belum bisa pada diri saya sendiri
Mampu melihat kesempatan usaha misalnya online shop dan usaha bersama teman ketika ada event disekolah sekolah atau bazar.
Mampu mengendalikan emosi terhadap suatu masalah
mempunyai pengalama berorganisasi didalam komunitas foto atau komunitas ootd(Outfit Of The Day)
Mampu cepat memahami dan cepat menangkap pelajaran matematika dasar dibandingkan dengan teman-teman yang lain
Mampu mengenal orang baru dan ramah terhadap orang baru dikenal
Mampu melihat peluang yang ada
Mampu berkata jujur
Giat dalam segala sesuatu
memiliki hobi membuat kue yang bisa dijadikan usaha dihari kedepannya
2. Weaknesses
Malu saat berbicara didepan umum dan orang yang baru dikenal
Terkadang ada rasa pesimis dan minder terhadap seseorang
Terlalu teropsesi terhadap sesuatu misalnya terlalu teropsesi terhadap salah satu product apple maka harus memiliki salah satunya
Keras kepala, terkadang tidak mau mendengar apa yang dikatakan orang lain yang bertentangan dengan saya
Cepat marah, tetapi masih bisa mengontrol emosi
Saya adalah mahasiswa yang terkadang pelupa
Saya terkadang terlalu meremehkan hal hal kecil padahal mempunyai effect yang besar
Kurang menguasai bahasa misalnya bahasa inggris
Kurang dalam kegiatan organisasi
Kurang percaya diri membuat terkadang saya malu
3. Opportunities
Dengan memupukkan percaya diri, saya bisa mencoba hal-hal yang baru ini saya ikuti dengan mengikuti test menjadi tentor
Dengan kejujuran, saya bisa bekerja dengan baik dan segala sesuatu berjalan dengan baik karna kejujuran
Mampu melihat peluang sehingga  bisa melihat peluang bisnis yang ada
Ramah terhadap orang baru, menjadikan banyak teman sehingga banyak peluang untuk prospek kedepannya
Membuka usaha kecil-kecilan dari modal yang tak terduga
kepercayaan diri yang baik sehingga rasa malu tersebut bida hilang
Bekerja keras terhadap sesuatu yang ingin dicapai
Menjadikan komunitas yang diikuti sebagai ladang kegiatan sosial dan usaha
Dengan giat belajar, insyaallah mampu mendapat IP tinggi
Bisa mencapai cumlaude karna giat belajar
4. Treaths
Suka pelupa apabila telah memiliki janji
Usaha yang digeluti terhalang modal
Suka meremehkan hal-hal kecil padahal hal yang diremehkan itu terkadang penting dan menjadi hal yang besar
kurang menguasai bahasa
Sifat terlalu obsesi terhadap sesuatu
keras kepala
Cepat marah
Terkadang terlalu pesimis
Minder
Terkadang malas
Kurang percaya diri

Jumat, 21 Juli 2017

BJ Habibie

Belajar dari Ibunda Rudy Habibie, belajar dari bunda para ulama. Menjadi ibu yang dirindukan..

IBU OPTIMIS

Suatu hari di dalam sebuah obrolan ringan, saya sempat bertanya pada suami, "Ibunya Pak Habibie itu kayak gimana sih ya? Pingin deh tahu tentang apa yg sudah beliau lakukan sampai anaknya 'jadi orang' begitu?". Saya mencoba mencari buku "BJ Habibie, Mutiara Dari Timur" yg pernah saya baca 20 tahun lalu dari rak buku Papa, mencoba menemukan jawabannya, tapi tak ketemu juga buku itu.

Lama waktu berselang, sekitar setahun sejak ngobrol santai itu, suamiku mengirimkan pesan lewat Whatsapp sambil menyertakan secuplik rekaman suara. Rupanya rekaman suara Pak Habibie di acara Mata Najwa edisi Ulang Tahun Pak Habibie ke-80. "Itu jawaban yang dari dulu kamu cari-cari", katanya saat mengirimkan saya rekaman suara itu.

Benar saja, di acara Mata Najwa, Pak Habibie bercerita tentang ibunya yang sangat optimis, tegar dan hebat. Pak Habibie mengenang situasi saat ayahnya meninggal dunia, ibunya bersumpah di hadapan halayak yg hadir saat itu bahwa akan membesarkan anak-anak termasuk yg di dalam kandungan dengan tangannya sendiri, serta berjanji akan mengantarkan semua anaknya menjadi orang yg berguna bagi bangsa dan agama. Doa dan tekad seorang ibu optimis.

Pak Habibie juga bercerita tentang pengalaman pertamanya merantau. Saat usia 14 tahun, Rudy Habibie remaja diantar ke pelabuhan untuk merantau ke Jakarta. Saat menyaksikan Rudy Habibie yg menangis tak mau berpisah dengan ibunya, ibu RA Tuti Marni Puspowardojo itu bilang, "Rudy sedih? Mami lebih sedih lagi, tapi Mami harus lakukan ini demi masa depanmu". Lagi-lagi, bu Tuti rupanya bukan tipe ibu-ibu galau seperti saya, yg anak masuk sekolah pertama saja cemasnya minta ampun. Betapa dari cerita Pak Habibie itu, tergambar sangat keberanian dan kebesaran hati seorang ibu optimis. Ditinggalkan suami dengan 8 anak yg masih kecil-kecil, tetapi masih bisa berpikir jernih, tegar, dan visioner. Luar biasa!

Selesai dari Mata Najwa, kehebatan ibu Tuti muncul lagi dalam beberapa scene yg saya saksikan di film Rudy Habibie (Habibie Ainun 2). Bagaimana ia dengan sangat bijaksana membangkitkan semangat Rudy muda saat di titik terendah dalam perjalanan studinya dan kehidupannya di negeri seberang. "Mami yakin Rudy pasti bisa, tunjukkan kamu sebenernya", ucapan sang ibu itu hanya berbalas tangisan pilu sang anak di rantau. Pun ketika ditanya orang tentang Rudy yg akan membuat pesawat terbang, sang ibu dengan gagah dan optimis mengoreksinya "Rudy bukan mau bikin pesawat terbang, tapi INDUSTRI pesawat terbang", katanya mantap.

Sekarang, kita jadi tahu, betapa ada ibu yg luar biasa yg membesarkan seorang Habibie kecil itu menjadi orang yg besar. Doa, optimisme, dan tekad membaja dalam membesarkan anak untuk menjadi orang yg berguna bagi bangsa dan agama, kiranya terkabul sudah.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin banyak menjumpai peristiwa serupa Ibu Tuti dan Rudy Habibie tadi. Tak jarang kita dengar kisah dari kawan, saudara, atau orang yg baru kita kenal sekalipun, tentang doa-doa dan harapan seorang ibu pada anaknya yg kemudian menjadi kenyataan. Bahkan kadang, tak perlu jauh-jauh, bisa jadi hal serupa terjadi pada perkataan orang tua kita sendiri.

Saya ingat, ketika dulu berada di kebingungan menjelang lulus SMA, saya bertanya pada Mama tentang kemana saya kelak akan berkuliah. Rupanya Mama dengan penuh percaya diri bilang, "Kata Mama mah teteh nanti masuk UI, jadi alumni UI, pokoknya berprestasi di UI".  Lha.. Saya cuma nyengir saja. Sebagai anak SMA di Bandung, UI tidak pernah ada dalam pikiran, cita-cita saya waktu itu kalau tidak ITB ya Unpad. Apa daya ternyata pada akhirnya saya harus akui ternyata Allah lebih ridho pada doa Mama.

Hal yg sama dialami pula oleh suami saya. Dulu, jauh hari sebelum suamiku itu lulus kuliah sarjana, Ibu yg saat itu di Melbourne menemani Bapa di tengah studi doktoral, pernah bekerja sampingan sebagai cleaner di KJRI Melbourne. Waktu itu ibu bilang, "suatu hari Aa akan duduk di sini", sambil menunjuk kursi Konjen Melbourne yg ia bersihkan. Sidqi, suamiku itu rupanya tak pernah bercita-cita jadi diplomat meski ia berkuliah di jurusan hubungan internasional. Menjadi dosen di kota adem ayem sepeti Jogja sepertinya lebih ia senangi, ketimbang menjadi Diplomat -  PNS Kementrian Luar Negeri -  dan tinggal di kota macet dan padat sepeti Jakarta dan Depok. Lagi-lagi, rupanya Allah mengabulkan doa Ibu untuknya, bukan jadi konjen Melbourne sih, tapi betul terkabul jadi diplomat. Hehe.

Saya jadi berpikir, saya punya doa apa untuk anak-anak saya? Saya punya keyakinan sebesar apa pada masa depan anak-anak saya? Seberapa besar rasa percaya diri saya akan keberhasilan anak-anak saya kelak? Ketika anak saya belum bisa baca sementara anak tetangga sudah bisa, saya galau. Ketika anak saya masih malu-malu tampil di atas panggung sementara anak lain tampil penuh percaya diri, saya cemas. Ketika anak-anak lain seusia anak saya bertubuh lebih tinggi dan besar, saya khawatir. Ketika anak saya bertingkah tak menyenangkan sementara anak lain tampak sangat manis, saya iri. Aaaaah... Dan masih banyak lagi rupanya hal lain yg saya khawatirkan. Sampai-sampai di tengah kesal, sempatnya batin terpikir, "mau jadi apa kau nanti, Nak?". astaghfirullah...

Memang, adalah manusiawi rasanya ketika kita sedih, khawatir, dan mencemaskan masa depan anak-anak kita. Akan tetapi, dari siapa lagi keyakinan itu muncul jika tidak dimulai dari kita sendiri, ibunya, bukan? Seseorang yg telah mengandungnya, melahirkannya, menyusuinya, mendidiknya, menemani hari-harinya, dan seterusnya. Jika kita saja pesimis, pada siapa lagi anak-anak berharap optimisme itu? Padahal, optimisme Ibu kiranya semacam doa tanpa penghalang pada Sang Maha Pengabul Doa. Karena itu, ditengah segala cemas takut dan ragu, tidak kah kita yg seharusnya menjadi orang pertama yg harus yakin akan kesuksesan dan keselamatan ananda untuk dunia dan akhiratnya?

Ibunda Pak Habibie, Mama, dan Ibu, mungkin hanya sedikit contoh kecil saja dari para ibu optimis itu. Optimisme dan doa dari Ibu yg seperti apa? Mungkin tak pada semua Ibu, tetapi ada pada ibu yg syurga tak hanya ada di telapak kakinya, tetapi senantiaa menjaga kebaikan dalam ucapan, perbuatan, dan teladan tingkah lakunya. Kiranya Allah ada bersamanya.

Serang,
19 Juli 2016
Mia Saadah

Selasa, 18 Juli 2017

Otak2 khas Bangka

Otak – Otak Khas Bangka

Bahan-bahan
1.Daging ikan tengiri sebanyak 1 kg (Apabila tidak ada bisa bunda ganti dengan ikan tuna, kuwe, dan ikan berdaging putih lainnya)
2.Santan kental dingin sebanyak 400 ml (sebaiknya di simpan dulu santan di lemari es sebelum mau di gunakan)
3.Gula pasir sebanyak 150 gram
4.Tepung sagu tani sebanyak 150 gram
5.Putih telur sebanyak 100 ml

Bahan Bumbu
1.Garam sebanyak 30 gram
2.Daun bawang yang sudah diiris halus sebanyak 5 sendok makan
3.Bawang merah yang sudah diiris halus sebanyak 2 sendok makan
4.Bawang putih yang sudah diiris halus sebanyak 2 sendok makan
5.Lada sebanyak 1 sendok teh
6.Vetsin sebanyak 1 sendok teh, hanya optional saja, dan tidak pakai juga tak mengapa

Resep Sambal Kacang :
Bahan Untuk Sambal Kacang
1.Air sebanyak 750 ml
2.Kacang tanah goreng, sebanyak 250 gram, lalu dihaluskan
3.Cabe rawit, sebanyak 100 gram atau sesuai selera
4.Gula sebanyak 5 sendok makan
5.Cuka sebanyak 3 sendok makan
6.Garam sebanyak 3 sendok teh

Cara Membuat Sambal Kacang
Masak semua bahan-bahan di atas menjadi satu hingga matang dan kental

Cara Membuat Otak-otak:
1. 1 kg ikan tenggiri dengan santan dan semua bahan bumbu ke dalam blender (kecuali daun bawang). Lalu proses sebentar saja, kemudian masukkan 100 ml putih telur, 150 gram tepung sagu dan 150 gram gula pasir, blender kembali hingga tercampur rata dan mengental.
2. Keluarkan adonan dari tabung blender, lalu uleni menggunakan tangan dan banting-banting agar adonan menjadi kenyal nantinya.
3. Pada plastik segitiga yang sudah di beri lubang ujungnya, masukkan adonan otak-otak lalu semprotkan ke atas 1 lembar daun pisang, kemudian gulung dan semat pada kedua ujungnya dengan lidi, lakukan terus sampai adonan habis.
4. Apabila semua adonan sudah di bungkus, sebelum di panggang sebaiknya di kukus dahulu sebentar, kemudian panggang agar hasilnya nanti akan lebih enak dan wangi, eummmmm.
5. Otak-otak kini sudah siap di sajikan selagi masih hangat dengan sambal kacang yang pedas dan gurih.
Maknyosssss deh pokonya!.....

Silahkan SHARE / BAGIKAN

Mau dapetin vidio tutorial memasak/bikin kue?? klik kesini ---> http://bit.ly/flasdiskresepkue

Sabtu, 15 Juli 2017

Pondok pesantren

Assalamu'alaikum, ini abah copas juga dr grup wali yatim, Inspiratif sekali, mohon d baca smp selesai :

Bagi ibu yang bersedih melepas anaknya ke pondok, ingatlah bahwa dulu ibundanya Imam Syafi'i pun merasakan hal yang sama, dan beliau bersabar demi ilmu din yang akan dituntut putranya.

Di malam sebelum Imam Syafi'i pergi untuk menuntut ilmu, sang ibu berdo'a dalam keheningan,

“Ya Allah, Rabb yang menguasai seluruh alam. Anakkku ini akan meninggalkanku untuk perjalanan jauh demi mencari ridhaMu. Aku rela melepasnya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu. Maka hamba memohon kepadaMu ya Allah… mudahkanlah urusannya. Lindungilah ia, panjangkanlah umurnya agar aku bisa melihatnya nanti ketika ia pulang dengan dada yang penuh dengan ilmu-Mu.”

Beliau khusyu' mendo'akan Imam Syafi'i hingga meneteskan air mata.

Dan tatkala Imam Syafi'i hendak pergi ke Madinah (kota yang akan menjadi tujuannya menuntut ilmu), sang Ibu melepasnya dengan motivasi dan harapan, beliau meyakinkan putranya bahwa Allah akan memberinya kemudahan.

“Pergilah anakku,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca,

“Allah bersamamu. Insya Allah engkau akan menjadi bintang paling gemerlap di kemudian hari. Pergilah… ibu telah ridha melepasmu. Ingatlah bahwa Allah adalah sebaik-baik penolong”

Demikianlah sedikit kisah dari Ibunda Imam Syafi'i yang patut kita jadikan teladan saat melepas anak pergi dalam rangka mencari ilmu.

Berbahagialah saat Allah memberi kesempatan kepada anak kita untuk menuntut ilmu din, karena Allah telah menjanjikan kemudahan jalan menuju surga bagi para penuntut ilmu.

Sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah sholallahu 'alaihissalam,

"Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalannya menuju Surga.
Sesungguhnya para Malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha atas apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar dimintakan ampun oleh penghuni langit dan bumi, bahkan oleh ikan-ikan yang berada di dalam air.”

Berbahagialah ibu, karena Allah juga akan memberi kemuliaan bagi orang² yang berilmu. 
Tidakkah kita menginginkan anak² menjadi pribadi yang mulia selama di dunia dan juga pahala serta derajat yang tinggi di akhirat nanti disebabkan oleh ilmu yang mereka dapat?

Maka ibu, sampaikan pesan kepada putra putri kita untuk menegakkan niat agar tetap lurus hanya untuk mengharap wajah Allah ketika hendak belajar, dan mohonlah kemudahan kepada Allah untuk mereka dalam mengamalkan setiap ilmu yang didapat, sekuat kemampuan mereka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengingatkan kita dalam sebuah hadits,

“Barangsiapa mencari ilmu yang seharusnya dicari untuk mengharapkan wajah Allah, namun ternyata ia tidak mempelajarinya melainkan untuk mendapatkan satu tujuan dunia, maka ia tidak akan mencium wanginya surga pada hari kiamat.”
(HR Abu Daud no: 3664 dengan sanad yang shahih, Ibnu Majah no: 252, Ibnu Hibban no: 89, dll)

Bersabarlah sebentar saja ibu, insyaAllah perpisahan ini hanya untuk sementara, jarak yang terpisah masih bisa ditempuh, dan kita masih bisa mendekapnya dengan do'a kita.

Dan, bersyukurlah, karena dengan perpisahan ini, anak akan belajar merasakan dan mengelola kerinduan kepada orang tuanya.

Sebentar saja ibu, cuma sebentar... insyaAllah

Apalagi kalau bukan jannah tujuan akhir yang kita harapkan untuk kembali berkumpul bersama?

Semoga Allah menjadikan anak2 kita sebagai generasi muslim yang berilmu dan mampu beramal dengan ilmunya serta mendakwahkannya, dan semoga Allah menjaga hatinya agar tetap berada dalam fitrah dan keikhlasan hingga senantiasa memurnikan niat di setiap aktifitasnya hanya untuk mengharapkan ridho Allah.

Aamiin Yaa Rabbal'alamiin

#CatatanAnsharullah
#Ilmu

Pesantren

MENANGISLAH SEKARANG

Pesan KH. HASAN ABDULLAH SAHAL, pimpinan pondok gontor untuk para orangtua yang melepas putra-putrinya untuk menuntut ilmu.

"Kalau mau punya anak bermental kuat, orangtua-nya harus lebih kuat, punya anak itu jangan hanya sekedar sholeh tapi juga bermanfaat untuk umat, orangtua harus berjuang lebih ikhlas.. ikhlas.. ikhlas".

Anak-anak mu di pondok pesantren gak akan mati karena kelaparan, gak akan bodoh karena gak ikut les ini dan itu, gak akan terbelakang karena gak pegang "gadget". Insya Allah Anakmu akan dijaga langsung oleh Allah karena sebagaimana janji Allah yang akan menjaga Alqur'an..yakin.. yakin..dan harus yakin.

Lebih baik kamu menangis karena berpisah SEMENTARA dengan anakmu untuk menuntut ilmu agama, dari pada kamu nanti "yen wes tuwo nangis karena anak-anak mu lalai urusan akhirat.. kakean mikir ndunyo, rebutan bondo, pamer rupo..lali surgo.." (kalau sudah tua menangis karean anak2 kamu lalai thdp urusan akhirat....kebanyakan memikirkan urusan dunia, berebut harta, pamer rupa wajah...lupa surga)

“Jadi wali santri itu harus punya 5 sifat dan sikap, yaitu T.I.T.I.P."

1.Tega
Harus tega… harus tega… harus tega… harus percaya kalau di pesantren anakmu itu dididik bukan dibuang. Harus tega, karena pesantren adalah medan pendidikan dan perjuangan…

2.Ikhlas
Harus ikhlas…harus sadar kalau anakmu itu tidak akan dibiarkan terlantar… harus ikhlas anakmu dididik, dilatih, ditempa, diurus, ditugaskan, disuruh hafalan, dan sebagainya… kalau merasa anakmu dibuat nda senyaman hidup dirumah… ambil anakmu serkarang juga..!

3.Tawakkal
Setelah itu serahkan sama Allah. Berdoalah! Karena pesantren bukan tukang sulap, yang bisa merubah begitu saja santri-santrinya… maka berdoalah…

4.Ikhtiar
Dana dan do'a. Ini adalah kewajiban. Amanat.

5.Percaya
Percayalah bahwa anak kalian ini dibina, betul-betul DIBINA. Apa yang mereka dapatkan disini adalah bentuk pembinaan. Jadi kalau melihat anak-anakmu diperlakukan bagaimanapun, percayalah itu adalah bentuk pembinaan. Itu adalah pendidikan.

Jadi, jangan SALAH PAHAM !
Jangan SALAH SIKAP !
Jangan SALAH PERSEPSI !

Mereka itu beribadah dengan menuntut ilmu
Mereka selalu diajarkan untuk mendoakan ibu-bapaknya.
Mereka pergi untuk kembali.
Bertemulah jarang-jarang agar CINTA makin berkembang.

Kereta Kehidupan

KERETA KEHIDUPAN...
🚂🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋   
Hidup bagaikan sebuah perjalanan menaiki kereta...
🚂🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋
Dengan stasiun-stasiun pemberhentiannya...
dengan perubahan2 route perjalanan...
& dengan peristiwa2 yg menyertainya…

🚂🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋
Kita mulai menaiki kereta ini ketika kita lahir ke dunia...👶
Orangtua kita yg memesankan tiket untuk kita...

🚂🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋
Kita menduga bahwa mereka akan selalu bersama kita didalam kereta...

🚂🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋
Namun, di suatu stasiun, orangtua👨👩 kita akan turun dari kereta & meninggal
kan kita sendirian dalam perjalanan ini...

🚂🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋
Waktu berlalu,
& penumpang lain akan menaiki kereta ini...
🚶🚶🚶🚶🚶🚶🏃
Banyak diantara mereka akan menjadi orang yg berarti dalam hidup kita
Pasangan kita, teman2, anak2, & orang2 yg kita sayangi...
👫 👪 👬👭
🚂🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋
Banyak diantara mereka yg akan turun dari kereta selama perjalanan ini...
Dan meninggalkan ruang kosong dalam hidup kita...😩

🚂🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋
Banyak diantara mereka yg pergi tanpa kita sadari
Bahkan, kita tak tahu dimana mereka duduk & kapan mereka meninggalkan kereta...

🚂🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋
Perjalanan kereta ini penuh dengan suka😃, duka😥, impian & harapan, ucapan "hallo"✋😊, "selamat tinggal"✋😩, cinta😍 & airmata😥...

🚂🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋
Perjalanan yg indah akan diwarnai dengan saling menolong, saling mengasihi & hubungan baik dengan seluruh penumpang kereta...
👫👬👭👫👬👭
Dan memastikan bahwa kita memberi yg terbaik agar perjalanan mereka nyaman...

🚂🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋
Satu misteri dalam perjalanan yg mempesona ini adalah,
kita tak tahu di stasiun mana kita akan turun...

🚂🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋
Maka kita harus hidup dengan cara yg terbaik,
menyesuaikan diri, memaafkan & melupakan kesalahan orang lain,
& memberikan yg terbaik yg kita miliki...!

🚂🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋
Sangatlah penting untuk melakukan ini,
Sebab, bila tiba saatnya bagi kita untuk meninggalkan kereta...kita harus meninggalkan kenangan💐indah bagi mereka yg meneruskan perjalanan di dalam kereta kehidupan ini...

🚂🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋
Terimakasih 🙏 sahabat telah menjadi salah satu penumpang istimewa di dalam kereta kehidupanku...

Aku tak tahu kapan aku akan tiba di stasiunku...

Selamat menempuh perjalanan hidup bermakna...               
🚂🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋🚋Luluk S   &    keluarga

Kisah suami istri

Cerita ini adalah kisah nyata… dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya.
Bacalah , semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua.
***
Cinta itu butuh kesabaran…
Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???
Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita..
Aku menjadi perempuan yg paling bahagia…..
Pernikahan kami sederhana namun meriah…..
Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.
Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula.
Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.
Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu..
Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci….
Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku.
Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.
***
Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi ) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.
Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya.
Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku…
Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA.
Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku…
Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka…
Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.
Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.
Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku.
Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya.
Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “ Assalammu’alaikum ” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.
Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “ Assalammu’alaikum ”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.
Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …
“ Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri ”.
Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.
Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.
Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ” lebih baik kau pulang saja, ada
kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja.

Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah ataupun tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.
Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.
***
Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.
Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.
Aku bertanya, ” Ada apa kamu memanggilku? ”
Ia berkata, ” Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang ”
Aku menjawab, ” Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan? ”
“ Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas.
“ Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana? “, tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.
” Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas.
” Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan? ”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.
Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.
Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena suamiku sangat sayang padaku.
Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.
Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.
Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.
Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi.
Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku.
Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.
Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.
***
Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.
Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3.
Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi..
Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku.
Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “ kapankah ia segera pulang? ” aku tak tahu..
Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..
Lebih baik aku tutupi dulu tetang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.
Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…
Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk.
Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms.
Ia menulis, “ aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”.
Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah.
Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.
Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami.
Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..
Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku..
Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.
Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengeelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.
***
Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi.
Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku?
Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuakudan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “ Loe pikir aja sendiri!!! ”. Telpon pun langsung terputus.
Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.
Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah.
Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang.
Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.
***
Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan.
Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.
Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.
Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku.
“ Ya, ada apa Yah! ” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”.
“ Lusa kita siap-siap ke Sabang ya. ” Jawabnya tegas.
“ Ada apa? Mengapa? ”, sahutku penuh dengan keheranan.
Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami.
Dia mengatakan ” Kau ikut saja jangan banyak tanya!! ”
Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.
Dua tahun pacaran, lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.
Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..
***
Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini..
Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.
Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.
Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.
Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.
“ Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha ”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.
” Ada apa ya Nek? ” sahutku dengan penuh tanya..
Nenek pun menjawab, “ Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!! “.
Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?
“ Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau. ” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.
Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.
“ Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya ”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.
Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu.
Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “ kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan? “
MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..
Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau
kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.
“ Fish, jawab! .” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.
Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.
” Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami. ”
Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.
Aku lalu bertanya kepada suamiku, “ Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?”
Suamiku menjawab, ” Dia Desi! ”
Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ” Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?. ”
Ayah mertuaku menjawab, “ Pernikahannya 2 minggu lagi. ”
” Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok ”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.
Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku..
Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?
Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “ sudah tidak cantikkah aku ini? “
Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.
Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu.
Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “ terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?. ”
Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo.
Dalam hatiku bertanya, “ mengapa ia sangat cuek? ” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, “ sudah malam, kita istirahat yuk! “
“ Aku sholat isya dulu baru aku tidur ”, jawabku tenang.
Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.
Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu.
***
Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.
Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku
save di mydocument yang bertitle “ Aku Mencintaimu Suamiku. ”
Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.
“ Apakah kamu sudah siap? ”
Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :
“ Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu.. ”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.
Tiba-tiba suamiku menjawab “ Lalu apa Bunda? ”
Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…
“ Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan? ”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.
Dia mengangguk dan berkata, ” Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda? ”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.
Dia tersenyum sambil berkata, ” Kita liat saja nanti ya! ”. Dia memelukku dan berkata, “ bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”.
Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ” Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah ”.
Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis.
Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ” bunda baik-baik saja kan? ” tanyanya dengan penuh khawatir.
Aku pun menjawab, “ bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang “. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.
***
Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku.
Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “ Ayah jangan!! ”, tapi aku ingat akan kondisiku.
Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.
Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.
Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?
Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi.
Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.
Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.
“ Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “ maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku ”
Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini..
Suamiku berbisik, “ Bunda kok kurus? ”
Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.
Aku pun berkata, “ Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi? ”
” Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.
Lalu suamiku berkata, ” Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda ”
Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.
Aku hanya menjawab, “ Aku sudah ceritakan itu kan Yah. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu. “
Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.
Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.
***
Keesokan harinya…
Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.
Aku pun dilarikan ke rumah sakit..
Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..
Aku merasakan tanganku basah..
Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.
Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ” Bunda, Ayah minta maaf… ”
Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?
Aku berkata dengan suara yang lirih, ” Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah.. ”
“ Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.”
Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.
Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.
Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..
Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..
Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.
Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.
Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma? Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya.”
***
Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.
=====================================================
Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?
Aku dihina oleh mereka ayah.
Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?
Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..
Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah?
Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..
Aku diusir dari rumah sakit.
Aku tak boleh merawat suamiku.
Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku.
Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.
Aku sangat marah..
Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan
ibunya..
Aku tak mau sakit hati lagi.
Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..
Engkau Maha Adil..
Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..
Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku..
Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..
Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..
Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..
Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..
Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu.
Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui.
Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku.
Aku harus sadar diri.
Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu.
Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?
Ayah.. aku masih tak rela.
Tapi aku harus ikhlas menerimanya.
Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya.
Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku.
Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir.
Sebelum ajal ini menjemputku.
Ayah.. aku kangen ayah..
=====================================================
Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..
Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.
Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.
Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.
Bunda akan selalu hidup dihati ayah.
Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah..
Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.
Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..
Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus.
Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..
Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.
Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..
Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang.
Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.
Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana?
Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana?
Tunggulah Ayah disana Bunda..
Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..
Ayah Sayang Bunda..

Rabu, 12 Juli 2017

Sang Imam Besar Singapure

*Sang Imam Besar...*

Dalam setiap kunjungan bisnis saya ke Singapore (yg jadwalnya selalu Rabu-Sabtu), saya senantiasa sholat Jum’at di Masjid Sultan di Kampong Glam..kenapa senantiasa di situ..?? ya karena Masjid Sultan ini tempat Jum’atan favorit bagi kaum muslimin yg sedang berkunjung ke Singapore...

Selain tempatnya indah, bersih dan nyaman...imam sholatnya “patent punya”..ya qiro’atnya (bacaan Al Qur’annya) sangat tartil, merdu mendayu..menusuk qalbu..tak jarang ketika membaca ayat-2 tertentu, Sang Imam menangis sesenggukan..suasana menjadi haru..lalu jama’ah sholatpun terhipnotis dan ikut menangis.. Subhanallah...     

Nah pada Kamis malam tgl 15 Juni 2017 yg bertepatan dengan malam ke 21 (malam ganjil pertama di 10 hari terakhir) bulan suci ramadhan yg lalu..saya berkesempatan ikut qiyamul lail di Masjid Sultan ini.. Sholat berjama’ah yg dipimpin langsung oleh Imam Besar Masjid ini di mulai tepat pukul 3.30 dini hari waktu setempat...

Pada malam itu jamaah  cukup penuh..namun suasana sangat hening dan khidmat.. Qiyamul lail diawali dengan sholat tahajud (8 rakaat), lalu disambung sholat taubat (2 rakaat) dan sholat hajat (2 rakaat).. Shalat witir dilakukan sendiri2, bagi yg belum melakukannya...

Lampu ruangan dibikin redup/gelap shg membuat suasana menjadi hening dan syahdu.. Nah, dengan dukungan sound system yg canggih, maka bacaan Imam yg sangat merdu, terdengar jernih dan menghunjam sampai ke lubuk hati yg paling dalam.. Suasana batin menjadi sangat peka dan sentimentil..bulu roma sayapun berdiri...

Apalagi saat suara Imam mulai bergetar dan ter-bata2 krn menangis..spontan pecahlah tangisan para jama’ah..air matapun berderai..dan suara isak tangis terdengar di-mana2.. Masya Allah..merinding saya dibuatnya...

Sejak pertama kali Jum’atan di Masjid Sultan beberapa bulan yg lalu..saya memang sudah penasaran dengan sosok Imam Besar dari masjid tersohor di Singapore ini..siapakah gerangan dia..?? Nah, sesaat setelah selesai qiyamul lail tsb, saya sempatkan untuk berkenalan dengan Sang Imam Besar yg penuh pesona ini...

Saya sempat terperanjat setengah tak percaya ketika bersalaman dan bertatap muka dari dekat dgn Sang Imam ini.. Ternyata bayangan saya salah besar.!! Tadinya saya menyangka bahwa Imam Besar dari Masjid terbesar di Singapore ini adalah sosok hafidz yg senior, matang dan sudah tua..seperti Imam Besar Masjid Istiqlal di Jakarta contohnya...

Eh ternyata, Imam Besar Masjid Sultan yg bernama Ulul Azmi ini adalah sosok hafidz yg masih sangat muda..umurnya baru *25 th* dan belum menikah alias bujangan..dan yg lebih mengejutkan lagi, ternyata dia orang Indonesia asli Lombok.. Kenapa anak muda ini sampai terdampar di Singapore..?? Nah antum mulai penasaran kan..??

Begini ceritanya.. Ustadz Ulul Azmi belum lama diangkat menjadi Imam Besar Masjid Sultan ini..dia menggantikan Imam Besar sebelumnya yg berasal dari Malaysia yg sdh habis kontraknya.. Dia sendiri juga heran dan tidak menyangka, kenapa sampai dipilih menjadi Imam Besar di masjid ini..???

Ust. Ulul Azmi baru saja menyelesaikan studinya selama 3 th di ma’had tahfidz di kota suci Makkah Al-Mukarromah.. Sebelum ke Makkah, sebetulnya dia sudah hafidz 30 juz dari salah satu pesantren di Lompok NTB..namun dia melanjutkan ke Makkah untuk memantabkan bacaan & hafalannya serta mendapatkan “Sanad Al Qur’an”...

Apakah Sanad Al Qur’an itu..?? *Sanad Al Qur’an adalah rantai silsilah para Ahlu Qur’an yg muttasil (bersambung) sampai kepada Rasulullah SAW..* Jadi bacaan & hafalan Qur’an yg bersanad, akan sama seperti bacaan Qur’an yg diajarkan oleh Rasulullah kpd para Sahabat..maupun yg beliau terima dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril...

Sederhananya, ketika kita mendengarkan bacaan Al Qur’an yg dilantunkan oleh seorang Hafidz yg bersanad.. maka se-olah2 (bayangkan anda sholat berjama’ah yg diimami oleh Rasulullah SAW) kita sedang mendengarkan lantunan Al Qur’an dari Rasulullah SAW sendiri.. Masya Allah..merinding bro..!! dan so pasti anda akan mewek...

Nah saat Ust. Ulul Azmi tiba di Lombok, tiba2 dia dihubungi oleh Board of Management Masjid Sultan dan diminta datang ke Singapore.. Dia heran..kenapa dia yg dihubungi..?? Akhirnya diapun datang memenuhi undangan tsb..dan setelah melalui serangkaian uji kompetensi dari ulama2 senior, diapun diangkat menjadi Imam Besar Masjid Sultan...  

Singapore adalah negara maju yg *sangat menghargai profesionalisme & keahlian orang..* Sehingga kontrak sbg Imam Besar Masjid Sultan ini tentu sangat memadai.. Ya, gaji tinggi/rumah/mobil/tunjangan kesehatan, dll, tentu sangat menggiurkan bagi seorang bujangan muda seperti Ust. Ulul Azmi.. Mantaaabbs Bro..!!!

Nggak berapa lama setelah bertugas sbg Imam Besar Masjid Sultan..namanyapun segera melambung & kesohor di seantero Singapore.. Bacaan Qur’an yg sangat indah & merdu dari Imam muda ini jadi pembicaraan di-mana2.. Tak ayal, mengalirlah permintaan dari masjid2 besar di Singapore utk ngrasain “diimami” oleh Sang Imam.. Subhanallah.!!

Nah yg menarik..”efek sosial”nyapun mulai muncul..apa itu..?? Ya..banyak ibu2 jamaah yg menginginkan anak gadisnya dinikahi oleh Imam bujangan ini.. Alamaaak..ini sih rezeki nomplok namanya bro..!!    

Coba lihat..betapa Allah SWT memuliakan hambanya yg spesial ini..!! Dia cukupi kebutuhan hidupnya..Dia tinggikan derajatnya..Dia tumbuh-suburkan kecintaan jamaah kepadanya..Masya Allah..Allahu Akbar..!!

Woow betapa istimewanya kedudukan Ust. Ulul Azmi ini di mata Allah Ta’ala..kenapa ya..?? Ya, karena Ust. Ulul Azmi yg “hafidz” ini adalah orang yg “dipilih” oleh Allah Azza Wajalla sebagai “penjaga & pemelihara” kemurnian Al-Qur’an sampai akhir zaman kelak.. Ya, dialah salah satu “Pasukan Allah” di dunia ini...

Hal ini sesuai dgn janji Allah SWT di dalam Q.S. Al-Hijr: 9: *”Sesungguhnya Kamilah yg menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar2 memeliharanya”..* Nah sbg orang yg dipilih Allah menjadi “penjaga & pemelihara” Al Qur’an.. pantaslah kalau Rasulullah SAW menyebut para “hafidz” adalah “keluarga Allah”...

Coba simak sabda beliau yg diriwayatkan oleh Anas r.a: *”Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yg terdiri dari manusia, yaitu ahli Quran (orang yg membaca/menghafal Qur'an dan mengamalkannya). Mereka adalah keluarga Allah dan orang2 yg istimewa bagi Allah”* (HR. Ahmad).. Subhanallah..!!

Begitu istimewanya kedudukan Sang Hafidz ini di mata Allah SWT..sehingga nggak heran kalau Allah menjanjikan banyak keutamaan/keistimewaan kpd mereka.. Satu diantaranya adalah jaminan surga dan diberi hak syafaat utk 10 anggota keluarganya.. Luaaarrr biasa bukan..??

Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah yg diriwayatkan oleh Ali Bin Abi Thalib r.a: *”Barangsiapa membaca Al-Quran dan menghafalnya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga dan memberikannya hak syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya dimana mereka semuanya telah ditetapkan untuk masuk Syurga”..* Allahu Akbar..!!

Terus terang saya cemburu dengan anak muda ini..bayangkan, di saat anak2 seusia dia (termasuk anak2 kita barangkali) merajut cita2 menjadi insinyur/dokter/ekonom/pengusaha kaya, dll..dan sibuk mengejar kesuksesan duniawi..lah anak muda ini malah sudah jadi “Penghafal Al-Qur’an” yg nota bene adalah *kesuksesan ukhrowi...*

Sebetulnya ghirah utk membaca dan menghafal Al Qur’an di kalangan umat Islam saat ini cukup tinggi..di mana2 bisa kita jumpai ma’had tahfidz (tempat pendidikan hafidz) Al Qur’an..dari yg kecil maupun yg besar..yg diasuh oleh para Ahlu Qur’an...

Namun kadang2 saya heran dan prihatin ketika mendengar ada orang yg sinis mengatakan: ”Hari gini jadi hafidz..mau makan apa nanti..??”.. *se-akan2 kalau jadi hafidz nggak bisa dapet rezeki..dan nggak bisa hidup..* *

*Wah mereka lupa nampaknya, bahwa rezeki itu kepunyaan Allah, dan Dia pulalah yg mengatur dan menjamin rezeki seseorang...*

*Padahal tren terbaru saat ini..justru banyak hafidz yg dicari untuk menjadi Imam Masjid di kota2 besar di seluruh dunia..tentu dengan jaminan hidup yg lebih dari cukup..* Nah disamping rezekinya lapang, para hafidz (sebagai penjaga Al-Qur’an) ini juga mendapatkan kedudukan tinggi & terhormat dikalangan kaum muslimin di seluruh dunia...

Itu baru kemuliaan yg diberikan Allah SWT di dunia..belum lagi kemuliaan yg dijanjikan Allah di akherat kelak.. diantaranya: *”tingkatan surga yg paling tinggi, dimana tidak ada tingkatan lagi sesudah itu; mendapatkan mahkota kehormatan; kedua orang tuanya dipakaikan jubah (kemuliaan) yg tdk pernah didapatkan di dunia, dll”...*              

*Sungguh pilihan yg sangat cerdas dan mulia yg diambil oleh Ust. Ulul Azmi ini utk menjadi “hafidz”..*

Akheratnya pasti dapeeet..dunianyapun dapet.. Jiiaaaan komplit tenan pak Manteb..mau cari apa lagi bro..???  

Perkenalan dengan Imam Besar Masjid Sultan ini membuat saya jadi terobsesi..mudah2an di antara anak cucu saya nanti ada yg menjadi hafidz/hafidzah..menjadi pasukan penjaga & pemelihara kemurnian Al-Qur’an di bumi ini..yg mempunyai kedudukan sangat istimewa di sisi Allah Azza Wajalla...

Ya Allah, ampunilah hambamu yang bodoh ini..dan kabulkanlah permohonan kami.. Amiin Ya Mujibbassailin...     

Wallahu a'lam bish-shawab,
NHA

Selasa, 04 Juli 2017

Anak Cerdas Yess

Bagus tuk disimak para orang tua....😊

Banyak orangtua salah kaprah mengira anak cerdas hanyalah anak-anak yang bisa mengerjakan soal-soal di sekolah dan tempat les dengan baik, padahal tidak seperti itu, ada beberapa Ciri-ciri Anak Cerdas yang Sering Diabaikan Orangtua, di antaranya sebagai berikut :

1.Daya ingat kuat

Pernah menjanjikan sesuatu pada anak dan ia bisa mengingatnya meskipun janji tersebut sudah lama disampaikan? Atau, anak dapat mengingat berbagai hal yang terjadi saat ia masih kecil?

Seorang anak yang cerdas biasanya dapat mengingat berbagai informasi yang pernah didengar atau dilihat. Misalnya orangtua pernah mengajak anak jalan-jalan ke museum, stasiun, atau kebun binatang, kemudian anak bisa mengingat berbagai hal yang ia lihat di sana dengan baik, sangat mungkin anak tersebut memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

2. Tertarik dengan berbagai hal

Jika anak kita tertarik pada dinosaurus, ruang angkasa, binatang, laut, kereta api, dan berbagai hal, biarkanlah ia mengekplorasi minatnya tersebut. Biasanya anak yang cerdas memiliki ketertarikan terhadap berbagai hal, ia akan banyak bertanya dan banyak mencari tahu tentang hal yang diminati.

3. Menulis dan membaca lebih awal bahkan tanpa pengajaran formal

Anak cerdas biasanya memiliki kemampuan membaca dan menulis lebih awal bahkan sekalipun tanpa diajarkan, ini disebabkan keingintahuan mereka yang tinggi terhadap sesuatu.

Perkenalkan anak-anak sedini mungkin dengan buku-buku bergambar yang memiliki teks sedikit sesuai dengan perkembangan usianya, biasanya anak cerdas akan merasa penasaran ingin dapat membaca sendiri huruf-huruf yang ada di buku tersebut. Rasa penasaran ini yang secara alamiah mendorong mereka untuk belajar membaca.

4. Dapat menggambar atau menyanyikan lagu dengan nada yang tepat

Anak yang bisa menggambar dan bernyanyi dengan nada yang tepat juga menunjukkan kecerdasan. Anak cerdas biasanya juga memiliki bakat seni tertentu, entah itu seni melipat kertas, seni mewarnai, bermain musik dan lain sebagainya. Ini memperlihatkan keseimbangan otak kanan dan kirinya.

5. Bisa berkonsentransi intens

Biasanya anak-anak susah berkonsentrasi dalam waktu yang lama, namun anak-anak yang memperlihatkan ciri kecerdasan di atas rata-rata biasanya bisa memiliki rentang perhatian yang panjang dan mampu berkonsentrasi dengan intens.

6. Memiliki kosakata tinggi

Apakah anak-anak memiliki kosakata tinggi dan tak terduga? Mereka paham pada kosakata yang sulit dan dapat mempergunakannya dengan tepat, serta bisa mengucapkan suatu kalimat dengan struktur yang lengkap.

7. Memperhatikan detail

Anak cerdas biasanya memperhatikan hal detail yang bahkan luput diperhatikan oleh orangtua. Misalnya warna pakaian yang dipakai seseorang, aksesoris unik, atau suatu simbol yang dilihatnya di jalanan.

8. Suka berimajinasi

Jika anak suka berimajinasi, membayangkan awan berbentuk donat atau buaya, membuat gambar dengan cerita yang dibuatnya sendiri, membentuk huruf atau bayangan hewan dengan menggunakan jari-jemarinya misalnya, ini merupakan salah satu ciri anak yang cerdas.

9. Sangat aktif

Anak aktif berbeda dengan hiperaktif. Biasanya kalau anak hiperaktif memiliki konsentrasi yang rendah, bahkan anak ini tidak bisa diam dan melakukan hal yang lazimnya dianggap sebagai sesuatu yang jahil atau nakal.

Sedangkan anak yang aktif suka melakukan berbagai aktivitas bahkan sesuatu yang menantang baginya semata-mata karena ia menyukai aktivitas yang menggerakan fisiknya. Orangtua justru sering melarang anak banyak beraktivitas sehingga mencekoki anak dengan playstation atau tayang TV, padahal kegiatan yang membutuhkan banyak aktivitas fisik sangat baik untuk merangsang kecerdasan anak.

Demikianlah beberapa ciri anak cerdas yang sayangnya biasanya diabaikan oleh para orangtua. Semoga kita memperhatikan kecerdasan yang dimiliki oleh putra-putri kita dan mampu mengembangkan dan mengarahkannya menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk umat. Aamiin.

sumber : ummi online

Membuat Allah Senang

.    *MEMBUAT ALLAH  SENANG*

*Nabi Musa* : "Wahai Allah aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat Engkau senang ?"

*Allah*   :  "Sholatmu itu untukmu sendiri, karna dengan mengerjakan sholat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar."

Dzikir ? Dzikirmu itu membuat hatimu menjadi tenang.

Puasa ? "Puasamu itu melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu."

*Nabi Musa* : "Lalu apa ibadahku yang membuat hatiMu senang ya Allah ?"

*Allah*   : "Sedekah, infaq dan zakat serta akhlaqul karimahmu"
Itulah yang membuat Aku senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, Aku hadir disampingnya. Dan Aku akan mengganti dengan ganjaran 100 kali"_
( Al-Baqarah 261-262).

Nah,..........
Bila kamu sibuk dengan ibadah ritual dan bangga akan itu, maka itu tandanya kamu hanya mencintai dirimu sendiri, bukan Allah.

Tapi,...........
*Bila kau berbuat dan berkorban untuk orang lain serta melunakkan hatimu kepada orang lain, maka itu tandanya kau mencintai Allah dan tentu Allah senang karenanya.*

*Buatlah Allah senang, maka Allah akan limpahkan rahmat-Nya dengan membuat hidupmu lapang dan bahagia.*

Barokallahu fiikum.
Semoga bermanfa'at
Aamiin Ya Robb.

Mencari halaman di dlm Al Qur'an

DR. FATH:
CARA MUDAH MENCARI HALAMAN PERTAMA SETIAP JUZ DALAM AL-QUR'AN
*diantara keajaiban al-Quran al-karim*

Kita ketahui kitab Al-Qur'an cukup tebal. Jika kita sedang membaca Al-Qur'an setiap hari dan perlu mencari Juz tertentu, maka utk membuka lembaran halaman demi halaman akan makan waktu, sedangkan kita maunya cepet ketemu, Juz ke sekian  berada di halaman berapa...

Ini dia cara mudah dan cepat untuk mencari halaman Surat dlm Al-Qur'an..!!!

Al-Qur'an merupakan warisan Rasulullah Saw buat kita semua sbg umatnya. Ada 2 (dua) benda yg Nabi Muhammad Saw tinggalkan buat kita, yaitu Al-Qur'an dan juga As-Sunnah (Hadits) utk kita amalkan.

Pahala paling nikmat adalah melalui pembacaan Al-Qur'an, karena utk setiap huruf yg kita baca akan  diberikan 10 pahala. Tambahan pula Al-Qur'an adalah kalam Allah (datang dari Allah sendiri bukan diciptakan manusia). !

Tips yg ingin kita share ini adalah cara mudah utk mencari Halaman Pertama Surat setiap Juz Al-Qur'an.

Memang menakjubkan karena hanya dengan menggunakan formula matematik yg sederhana, kita bisa tahu halaman pertama surat untuk setiap juz Al-Quran.

Mari kita coba sama-sama...

Contoh 1:

Jika Anda ingin mengetahui Juz 5 itu berada di halaman berapa?
Caranya :
5-1 = 4;
Hasilnya (4 perlu dikalikan dengan 2 jadi 4 x 2 = 8);
Letakkan angka 2 setelah jawaban tadi; Jadi, juz 5 berada pada halaman 82.

Sekarang lihat pada Al-Qur'an, betulkah Juz 5 itu berada pada halaman 82? Ternyata betul ! Menarik bukan?

Contoh 2:
Jika Anda ingin mengetahui Juz 10 itu berada di halaman berapa?

Caranya :
10-1 = 9,
Hasilnya (9 perlu dikalikan dengan 2 jadi 9 x 2 = 18).
Letakkan angka 2 setelah jawaban tadi. Jadi, juz10 berada pada halaman 182.

Contoh 3:
Jika Anda ingin mengetahui Juz 23 di halaman berapa?

Caranya :
23-1 = 22;
Hasilnya (22 perlu dikalikan dengan 2 jadi 22 x 2 = 44)
Letakkan angka 2 setelah jawaban tsb. Jadi, juz 23 berada pada halaman 442.

Subhanallah, menakjubkan bukan?
Mari kita sama2 bagikan INFO PENTING INI kepada saudara2 seiman.

Sabtu, 01 Juli 2017

Ma "Aku ke Surga dulu

Kisah Nyata : Ma “Aku ke Surga Dulu, Terlalu Lelah di sini!” Detik Selanjutnya Ia Pun “Terjun Bebas” dari Lantai 21! Penyebab Dia Nekat Bunuh Diri adalah …

Hati ibu Shu-shu ini sepenuhnya hancur sambil memeluk tubuh putrinya yang telah dingin membeku.

Sang ibu menyekolahkan putrinya yang “bodoh” ke universitas bergengsi di seluruh negeri, kemudian memasukkannya ke firma hukum terkenal di Dalian.

Betapa besar pengorbanan seorang ibu untuk putrinya ini! Namun, baru satu tahun lulus, sang putri membalas jasa ibunya dengan cara seperti ini, menyedihkan!

Anak-anak adalah harapan kedua orang tua. Tak dipungkiri orang tua memang punya banyak harapan dan berharap anaknya menjadi sesosok orang yang sukses suatu hari nanti.

Siapa sangka, kalau ada sedikit saja kesalahan di tengah-tengah ini, maka akan terjadi hal yang menyedihkan seperti kisah nyata berikut ini.

Ibu bernama Liu Yu yang telah menginjak usia 50 tahun ini adalah lulusan full-time undergraduate yang bisa dihitung dengan jari diantara teman-teman seusianya ketika itu.

Setelah lulus, Liu mengabdikan dirinya menjadi pendidik di sekolah. Karena sangat menonjol, ia selalu mendapatkan posisi yang bagus sepanjang kariernya.

Di usianya yang ke 35 tahun, ia telah menjadi wakil kepala Department of Business Administration di Dalian University, Tiongkok, adalah seorang profesor dan staf menengah termuda di universitas tersebut ketika itu.

Sementara suaminya adalah seorang pegawai negri yang punya kedudukan tinggi. Keberhasilan dari pasangan ini membuat banyak orang yang iri hati.

Pada tahun 1984, Liu Yu melahirkan seorang anak perempuan dan diberi nama Shu-shu.

Dia berkata kepada suaminya, anak kita harus lebih meonjol dibanding anak keluarga lain.

Namun, kondisi putrinya membuat ibu Liu tercengang : 1 tahun 7 bulan, saat anak lainnya sudah bisa berlari kesana kemari, Shu-shu bahkan belum bisa berjalan dengan lancar.

Selain itu, perkembangan kemampuan berbicara Shu-shu juga lambat, ketika anak lainnya sudah mulai bisa memanggil “tante”, “nenek” dan sebagainya.

Shu-shu bahkan masih sulit mengucapkan kata papa dan mama.

Kondisi putrinya ini tentu saja membuat ibu Liu merasa sangat kecewa.

Hal yang membuat ibu Liu semakin kecewa adalah ketika Shu-shu masuk sekolah dasar. Shu-shu selalu mendapatkan nilai nol setiap kali ujian, bahkan untuk soal yang terhitung mudahpun, ia tidak mengerti.

Agar bisa membuat putrinya pintar, ibu Liu kemudian memaksa putrinya minum berbagai suplemen setiap hari.

Bukan hanya nilai Shu-shu tidak bertambah baik, Shu-shu justru tumbuh dewasa lebih cepat, baru SD sudah menstruasi.

Setelah temannya yang menjadi dokter menyarankan, sang ibu baru menghentikan “program menguatkan otak” untuk anaknya.

Tapi hal itu tidak membuat ibu Liu menyerah untuk menciptakan “program unggulan” bagi anaknya.

Ia mengatur waktu belajar Shu-shu dengan padat, dan mencari berbagai guru privat yang ahli untuk membimbing Shu-shu.

Hasil bimbingan ternyata tidak mengecewakan, Shu-shu berhasil mendapatkan juara pertama di kelas 5 SD untuk pertama kalinya.

Liu tentu merasa sangat senang dan mulai meminta Shu-shu untuk ikut pertandingan cerdas cermat nasional.

Sayangnya sekali lagi Liu dikecewakan oleh hasil anaknya.
Ia tidak mengerti dengan pertanyaan yang diajukan, sementara lawannya sudah tahu jawabannya.

Shu-shu belakangan menuliskan dalam buku diarinya, Shu-shu kesal bukan main begitu terbayang dengan hal itu :

“Responku memang lambat, aku selalu jadi yang terakhir dalam setiap kegiatan. Tapi, mama tidak mau mengakui kelemahanku ini, dia selalu merasa dia dan papa adalah orang yang hebat, sehingga mereka berpikir, dengan turunan genetik yang sama, mana mungkin tidak pintar? Jadi, punya orang tua yang hebat tidak selalu bagus, aku tidak bahagia, mereka juga hidup tersiksa karena diriku”.

Pada musim panas tahun 1997, Shu-shu akhirnya sekolah di SMP.
Ibunya menguras habis tabungannya, mencari lagi seorang guru yang hebat untuk les Shu-shu di malam hari.
Shu-shu ditempa untuk menjadi anak yang selalu lebih unggul dari yang lainnya.

Ibunya juga puas akan nilai yang dicapai Shu-shu dan berkata, “Kepintaran kamu itu adalah hasil galian yang mama paksakan.”

Pada tahun 2000, Shu-shu masuk SMA ternama, tapi di ujian pertama kali, ia ternyata tidak lulus di banyak mata pelajaran.
Karena masalah tersebut, wali kelas Shu-shu memanggil ibunya untuk bicara, ia curiga Shu-shu sebelumnya sudah mendapat bocoran sehingga bisa diterima di SMA tersebut.

Hal ini membuat ibu Shu-shu marah lalu berkata, “Saya bisa menggugatmu atas fitnahan ini!”
Kemudian Liu membawa hal ini ke kepala sekolah, sehingga wali kelas tersebut akhirnya meminta maaf.

Ia juga meminta supaya Shu-shu dipindah ke kelas terbaik di SMA tersebut agar tidak lagi diajar oleh wali kelas tersebut.
Tapi Shu-shu yang memang pada dasarnya tidak bisa mengikuti pelajaran berkata mau keluar sekolah satu minggu kemudian.

Shu-shu yang selalu menurut apa kata mamanya, berkata pada mamanya : “Saya mau pindah sekolah.”
Ibunya seketika melotot mendengar keinginan putrinya.
Tapi Shu-shu ngotot ingin pindah sekolah .
“Saya sama sekali tidak paham dengan penjelasan guru.
Bagi saya, mata pelajaran SMA itu sangat sulit.

Saya ingin pindah sekolah kesusteran dan bekerja di rumah jompo,” kata Shu-shu yang hampir membuat mamanya tersedak mendengarnya.

Ibunya marah besar karena hal ini, walaupun suaminya sudah membujuknya untuk menghormati keputusan Shu-shu, tapi reaksi ibu Liu sangat keras dan malah berkata, “Banyak anak yang lebih buruk dari Shu-shu bisa kuliah, atas dasar apa dia tidak bisa? Hei Liang Jun (Suami ibu Lu), kamu dengar baik-baik ya, kecuali besok aku mati, kalo tidak, aku pasti akan memasukkan Shu-shu ke universitas bergengsi!”

Liu mulai turun tangan mengajar anaknya.

Tahun 2003, Shu-shu akhirnya masuk fakultas ekonomi sebuah universitas ternama.
Liu menangis begitu menerima lembar penerimaan dari universitas.

Sementara Liang Jun, suaminya sangat bersukur atas upaya keras istrinya : “Kalau bukan karena kamu, Shu-shu pasti tidak ada harapan lagi.”

Di semester pertamanya, Shu-shu adalah mahasiswi satu-satunya yang mata kuliahnya paling banyak gagal.
Shu-shu akhirnya harus diam di rumah dan belajar.

Shu-shu menuliskan dalam diarinya, “Mama yang pintar melahirkan anak yang tidak pintar, tapi tidak mau menerima kenyataan. Kasihan.

Anak yang tidak pandai memiliki seorang ibu yang pintar, dan anaknya dipaksa harus pintar, menyedihkan”.

Dengan usaha keras akhirnya Shu-shu menamatkan kuliahnya.

Di hari terakhir kuliah dia menyampaikan kesan-pesan kuliahnya, “Lulus, semua orang senang akhirnya terjun ke masyarakat, dan berdikari, tapi yang paling menggembirakanku adalah aku tidak perlu belajar lagi. Lelah rasanya 16 tahun perjalanan di sekolah, dan saking lelahnya sampai-sampai membuatku berulang kali tidak mau hidup lagi.”

Ibunya tidak berhenti sampai disitu, ia berusaha memasukkan anaknya ke sebuah kantor pengacara.

Shu-shu memiliki atasan yang sangat ketat. Di hari pertamanya bekerja, pengacara memberikan Shu-shu pekerjaan yang tidak mampu dilakukannya. Ketika Shu-shu minta tolong pada rekan kerjanya, semua sedang sibuk dan tidak bisa membantunya.

Malamnya Shu-shu dimarahi atasannya, dan Shu-shu hanya bisa menangis. Karena tertekan ia mengatakan pada mamanya tidak mau bekerja lagi. Ibu Liu tentu marah, namun semua itu diterima Shu-shu dengan cara diam.

Semakin lama Shu-shu semakin terpuruk di kantornya dan semakin ingin keluar dari sana.

Karena selalu hidup tertekan sejak kecil hingga lulus kuliah dan terjun ke masyarakat, Shu-shu akhirnya memutuskan mengakhiri hidupnya, ia melompat dari lantai 21 dan tewas seketika.

Beberapa hari kemudian, ibu Liu yang tidak mampu menerima kenyataan itu menemukan sebuah surat dari Shu-shu yang isinya:

“Papa, mama, aku selalu berharap bisa menjadi anak seperti yang kalian harapkan. Tapi, bagaimanapun aku bukanlah anak tipe seperti itu. Aku lelah, benar-benar lelah, aku selalu hidup di lingkungan yang bukan milikku, kelebihan orang lain selalu menonjolkan kebodohanku. Aku sangat lelah, dan ingin istirahat, mungkin di surga nanti aku bisa bertemu dengan teman-temanku yang tidak pintar tapi bahagia.”

Huruf demi huruf yang ditorehkan untuk terakhir kalinya oleh Shu-shu putri mereka itu membuat Liu terpukul dan sadar seketika, tapi sudah terlambat.

Ketika diwawancarai, Liu mengatakan sambil menangis : “Saya menceritakan masalah keluarga ini, hanya ingin menyadarkan para orangtua lainnya atas hal yang dialami putri saya. Pepatah Turki mengatakan “Tuhan saja menyiapkan pohon yang pendek bagi burung yang bodoh”.

Kalimat ini saya kutip dari buku diari Shu-shu, saya selalu memaksa Shu-shu terbang ke pohon tinggi yang memang bukan untuknya, hingga akhirnya dia jatuh.

Kalau direnungkan, bukankah saya hanya berharap agar anak saya bahagia ?

Setiap anak memiliki bakat yang berbeda, selaku orangtua yang bijak cukup membimbing mereka untuk menemukan arah yang memang menjadi milik mereka sendiri, bukan dengan hanya menyuruh mereka ke satu jalan.

🙏🙏🙏