Rabu, 28 Juni 2017

Apa yang terjadi ?

#SIMPR Nelly Juliana: PANDANGAN SAYA TENTANG PERTEMUAN JOKOWI DAN GNPF MUI DAN HARAPAN PARA AKTIVIS PRO KEADILAN.

https://chirpstory.com/li/361044

---

Nelly Juliana: PANDANGAN SAYA TENTANG PERTEMUAN JOKOWI DAN GNPF MUI DAN HARAPAN PARA AKTIVIS PRO KEADILAN.

Oleh : Nelly Juliana Rosa Siringoringo.

Mendengar, mengamati, dan menganalisa wawancara dialog baru2 ini secara ekslusif bersama Ustadz Bachtiar Nasir usai Pertemuannya dengan Presiden Jokowi, saya tidak percaya bahwa Presiden Jokowi tidak mengetahui permasalahan yang sebenarnya terjadi. Apa yang menjadi pemicunya, apa yang menjadi penyebabnya, yang masalahnya itu sangat sederhana sekali, bahwa teman yang adalah sahabat Presiden Jokowi itulah sumber permasalah yang sebenarnya.

Apakah mungkin seorang Presiden dapat didikte...? Kalau pun di dikte siapa orang yang begitu berkuasa yang dapat mendikte seorang Presiden Republik Indonesia...???

Jadi, apa yang terjadi antara Ulama dengan Pemerintahan yang dipimpin Jokowi sangatlah tidak mungkin luput dari pengamatan Presiden...Mana mungkin seorang Presiden yang punya kekuasaan begitu tinggi tidak mengetahui apa yang dilakukan anak buahnya....??? Dan apakah bisa anak buahnya melakukan tindakan tanpa perintah atau keputusan tanpa persetujuan Presiden...? Darimana dasar mereka bisa mengambil dan bertindak jauh melebihi kapasitas seorang Presiden...??? Kalau memang terjadi seperti itu, apa gunanya lagi seorang Presiden kalau mereka sendiri bisa langsung melakukan apa yang sesuai hati mereka tanpa kordinasi...?

Masalah persoalan kriminalisasi baik Aktivis maupun Ulama yang begitu meruncing akhir-akhir ini yang hampir saja bilamana tidak ada penahanan diri dari para Ulama, tidak menutup kemungkinan akan berakibat pertumpahan darah sesama anak Bangsa.

Jadi disini jelas bahwa inisiatif menahan diri itu datangnya dari kesadaran kubu Ulama, Aktivis dan Masyarakat Muslim, Masyarakat pada umumnya, tapi bukan dari Pemerintah.

Beruntunglah Indonesia punya Ulama- ulama, Aktivis-Aktivis Pro Keadilan, Masyarakat Muslim, Masyarakat Non Muslim Yang Paham Keadlilan dan Rakyat Banyak yang sudah sangat dewasa.

Dan sangatlah bisa dikatakan dan diartikan bahwa merekalah yang sebenarnya mengerti akan artinya Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika secara benar...!!! Bukan cuma berkhayal, karena mereka telah sungguh2 menjalankannya secara nyata. Bukan cuma slogan, seperti masyarakat kubu yang bersebrangan dengan mereka yang hanya pintar berkoar-koar bahwa mereka adalah Kita Indonesia, Kita Pancasila, Kita Bhineka yang itu hanya sebagai tagline..!!! atau Jargon !!! yang dalam bahasa Jawanya JARKONI (Iso Ngajar Ora Iso Ngelakoni).

Dari pertama meruncingnya masalah - masalah yang terjadi di Indonesia, yakni salah satunya mengenai masalah Ahok (yang notabene adalah teman dan sahabat dari Pak Jokowi sendiri) atas penistaan agama Islam. Kemudian masalah ekonomi yang dikuasai oleh Para Konglomerat Taipan yang telah menguasai sumber-sumber kemakmuran rakyat Indonesia dan terindikasi untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Bagian Cina Raya.

Indikasi tersebut terlihat dari masuknya Tenaga Kerja Asing Cina yang masuk ke Indonesia secara besar-besaran, Pembangunan Infrastruktur yang seluruh modal produksi hingga material berasal dari Cina. Dan ini terkait dengan proyek OBOR (One Belt, One Road for One China).

Proyek-proyek infrastruktur ini baik dari proyek pembangunan bandara, jalan raya, kereta api cepat, pelabuhan dan lain-lainnya, termasuk yang paling strategis yaitu PROYEK REKLAMASI. Artinya Rezim Jokowi dan Konsesi Cina Rayanya merupakan konsesi yang berhaluan Komunis (Kerjasama RRC-PKC.), dimana kerjasamanya telah lama dibangun oleh PDIP dan Konglomerat Taipan.

Dan masalah yang sangat menjadi perhatian para Aktivis yaitu ingin mengembalikan UUD 1945 kepada keasliannya, tokoh - tokoh seperti Pak Sri Bintang Pamungkas, Habib Rizieq Shihab, Ibu Rachmawati, Pak Jendral Purn. Kivlan Zein, Jendral Purn. Aditiyawarman, dan lain sebagainya sama sekali belum pernah sekalipun diajak bicara dan bertemu oleh Jokowi.

Dan tentu saja, Para Aktivis mau berdialog dengan Jokowi jika diundang oleh Jokowi. Akan tetapi Para Aktivis siap berdialog bukan di Istana, melainkan di Gedung Rakyat yaitu DPR MPR bersama Presiden dan Pimpinan MPR. Dan sudah pasti yang akan disampaikan Aktivis ke Jokowi dan Pimpinan MPR adalah Agenda untuk mengembalikan Kedaulatan di Tangan Rakyat. Yaitu Kembali ke UUD 45 Asli.

Padahal kita semua tau, para Tokoh-tokoh tersebut bukanlah Tokoh Kriminal, mereka bukan Koruptor, dan ataupun Penjahat, apalagi Penjahat HAM. Mereka-mereka semua itu adalah Tokoh yang sudah lama eksis yang telah banyak memberikan kontribusi yang baik untuk negara ini dan sudah jauh lebih dulu eksis ketimbang Presiden Jokowi...

Dan yang lebih mengherankan lagi dan sangat menggelikan menurut pandangan saya, malahan Tokoh - tokoh yang tidak ada sangkut pautnya dengan permasalahan yang tadi saya sudah sebutkan diatas, malah yang diajak dialog dan diundang Jokowi dan pemerintahannya untuk membahas masalah yang tidak ada sangkut pautnya.

Saya menduga, Rezim Jokowi sudah tau bahwa kondisi saat ini, Rakyat tidak percaya pada Jokowi. Karena selain dari telah rusaknya sistem Negara yang dibangun melalui Amandemen UUD (1999-2002), Jokowi bukannya memperbaiki Negara, akan tetapi justru malah merusak dan menjual Negara ini demi kepentingan Konglomerat Taipan membuat Indonesia menjadi Negara Bagian Cina Raya.

Menutup tulisan ini, saya berharap saudara-saudara Aktivis tetap konsisten untuk mendorong diadakannya Sidang Istimewa dengan agenda pokok. Yaitu Kembali ke UUD 45 Asli dan perkuat Hak-Hak Rakyat Pribumi, Cabut Mandat Jokowi dan Bentuk Pemerintah Transisi.

Salam Perjuangan.

Jakarta, 27 Juni 2017.

---

Yudi Syamhudi Suyuti shared
MRI, GNPF MUI dan Alumni 212 Solid Untuk Revolusi - rmoljakarta.com http://www.rmoljakarta.com/read/2017/06/27/48408/MRI,-GNPF-MUI-dan-Alumni-212-Solid-Untuk-Revolusi-

Presidium MRI, GNPF MUI, Presidium Alumni 212 Masih Solid | SwaMedium http://www.swamedium.com/2017/06/27/presidium-mri-gnpf-mui-presidium-alumni-212-masih-solid/
https://twitter.com/Ysyamhudi/status/879640729743532036

Prihandoyo Kuswanto: NEGARA INI DIDIRIKAN BUKAN ATAS DASAR PERSEORANGAN OLEH SEBAB MEMASUKAN PERSEORANGAN DIDALAM UUD AMANDEMEN ADALAH PENGKHIANATAN .
JADI JELAS SUDAH TANPA KEMBALI PADA PANCA SILA DAN UUD 1945 ASLI RASA NYA BANGSA INI AKAN TERSESAT ,
......." Kebudayaan Indonesia itu ialah perkembangan aliran pikiran, yang bersifat dan bercita-cita persatuan hidup, yaitu persatuan antara dunia luar dan dunia bathin. ...
See More https://www.facebook.com/prihandoyo.kuswanto.10/posts/1896983287190016

Pening Pajak Sekarat, Jokowi-Sri Mulyani Tabrak UU http://politik.rmol.co/read/2017/06/26/297042/Pening-Pajak-Sekarat,-Jokowi-Sri-Mulyani-Tabrak-UU-

"Saya sependapat, kalau NU kembali ke Khittah 1926, maka Indonesia harus kembali ke Khittah 1945," KH Ma'ruf Amin bit.ly/2sVurf1
https://twitter.com/alvinyudistira/status/879544276324982786

'GNPF MUI jangan Tertipu dengan Drama Istana' - EduNews https://www.edunews.id/news/gnpf-mui-jangan-tertipu-dengan-drama-istana/
https://twitter.com/RatnaSpaet/status/879161140718075904

---

#SIMPR Nelly Juliana: Yudi Syamhudi Suyuti: HASUTAN JOKOWI KE GNPF MUI TENTANG PEMBANGUNAN EKONOMI UMAT ADALAH TIPUAN JAHAT. KAMI PARA AKTIVIS TETAP MELAWAN REZIM JOKOWI BAGIAN CINA RAYA. https://chirpstory.com/li/360918

#SIMPR Yudi Syamhudi Suyuti: Hasutan Jokowi Soal Pembangunan Ekonomi ke GNPF MUI Disebut Tipuan Sangat Jahat - rmoljakarta.com https://chirpstory.com/li/360952

#SIMPR Yudi Syamhudi Suyuti: MENUJU SIDANG ISTIMEWA. https://chirpstory.com/li/360986

---
chirpstory.com/li/360952

Tidak ada komentar:

Posting Komentar