Tepatnya akhir Desember tahun 2018 pas selesai acara Seminar Magnet Rezeki, seperti biasa kami selalu mengadakan sesi foto-foto bersama dengan semua peserta untuk dokumentasi. Seminar kali ini hanya berlangsung selama tiga jam saja.
Bahagia rasanya melihat semua peserta bisa tersenyum dan tertawa riang seolah beban yang ada dipundak maupun yang menyelimuti pikiran mereka lepas dan tuntas dan siap menghadapi tantangan maupun persoalan-persoalan hidup dimasa yang akan datang.
Habis acara foto-foto, saya makan siang bersama mereka. Saya memang baru mengenal mereka, tapi kami asyik dan rasa hati sudah akrab sekali. Saling bercerita antar teman dan berujung pertanyaan. Satu-persatu sy menjawab pertanyaan mereka dengan baik, mereka sangat senang karena merasa bisa menemukan solusi dari persoalan-persoalan hidup yang sedang mereka hadapi.
Hanya tinggal beberapa pertanyaan saja dari salah satu peserta yang belum saya jawab dengan tuntas, karena waktu sudah siang, saya pun bergegas untuk sholat Dzhuhur. Akhirnya kami hanya bisa bertukar nomor WhatsApp. Semua peserta pulang ke rumah masing-masing sedangkan saya masih harus melanjutkan acara Seminar Magnet Rezeki di lokasi yang berbeda.
Keesokan harinya salah satu peserta alumni seminar, sebut sj namanya Mba Cantik tiba-tiba menelfonku dan mengajak bertemu. Dia bilang kepada saya bahwa dia sedang dirundung masalah yang sangat rumit sekali.
Saat mba Cantik duduk di kursi paling depan di acara seminar kemaren wajahnya yang cantik tersebut tidak terlihat memiliki beban hidup sama sekali dan senyumnya selalu merekah. Ternyata si Mbak Cantik ini mampu menyembunyikan rahasia dalam kehidupannya.
Jam 09.00 pagi kami bertemu dirumahnya sesuai perjanjian awal. Sayalah yang datang kerumahnya. Dan benar adanya pada saat saya bertemu tiba-tiba dia menangis menceritakan semua masalah kehidupan rumah tangganya dari kekerasan fisik KDRT sampai kalimat2 kotor yang keluar dari mantan suaminya itu. Tidak hanya sampai disitu, ternyata mertuanya juga berkali-kali memukul dan menendang tubuhnya yang tinggi langsing itu.
Tak sanggup saya membayangkan semua itu. Hanya gara-gara hal sepele mertua bisa semarah dan sejahat itu, memukul dan memaki-maki dengan kata-kata kasar yang begitu liar.
Ketika saya tanya masalah tentang mantan suaminya ini adalah anak lelaki satu-satunya yang juga lahir dari keluarga yang Broken Home. Sejak kecil sudah ditinggal ayahnya pergi tanpa nafkah sama sekali.
Sambil sesekali kumenatap wajahnya yang memang benar-benar sangat cantik, tenyata si Mbak Cantik ini sudah cerai. (Dalam hati) Ya Allah... ternyata perceraian itu bukan hanya dialami oleh wanita-wanita yang tidak cantik saja ya? Mereka yang hari-harinya sibuk mengurus anaknya yang banyak itu, mereka yang tidak mau berdandan sehingga kurang enak di pandang oleh suaminya. Dan kenyataanya ada juga wanita yang cantik nan sholeha yang memiliki suami yang tidak setia bahkan sukanya memukuli istri tapi malah diceraikan demi wanita lain.
Mba Cantik ini kebingungan dengan hadirnya sosok lelaki baru yang hadir dalam kehidupannya dan mengajaknya untuk menikah. Sementara ia masih trauma atas perlakuan mantan suami dan ibu mertuanya meski kejadian itu sudah lama sekali
Jadi selama 5 tahun si Mbak Cantik ini belum bisa Move On dari masalah yang pernah ia rasakan. Rasa takut dan ngeri itu selalu hadir dalam kehidupannya sehingga dia selalu menolak siapapun yang ingin menikahinya.
Sepertinya energi saya sudah mulai terkuras dan hanya ada tiga hal yg menjadi point saya uny
Pertama, Saya sarankan si Mba Cantik ini untuk sholat istikharah. Dia bilang sudah. Tapi dia masih merasa bingung dan belum juga menemukan jawaban yang menenagkan hatinya.
Kedua, Saya sarankan ia untuk tenang, rileks, berdzikir sambil menulis diatas kertas tentang semua hal yang ia rasakan selama ini.
Kemudian dilanjutkan dengan menulis kalimat-kalimat yang isinya rasa syukur kepada Allah SWT atas semua nikmat yang pernah ia terima dari sang maha pencipta.
Tiba-tiba.... suasana ruangan pecah, si Mba Cantik ini menangis sejadi-jadinya. Dan saya hanya bisa istighfar dlm diam. Saya masih mencoba meraba apa yang sedang ia rasakan. Dan benar, si Mbak Cantik berkata bahwa ia selama ini jarang bersyukur kepada Allah. Sehingga selalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar