Kamis, 24 Januari 2019

Tetaplah Semangat

Cicak dan Jerapah

Takdir menjadi Single Parent dalam kehidupan memang tidak semua orang mau tapi mau tidak mau saya harus menerima taqdir ini dengan hati yang penuh ikhlas. Pelan-pelan tapi pasti aku mulai menata hati dan pikiran serta perasaan anak-anakku yang saat itu masih balita. Anakku yang pertama baru berumur empat tahun sedangkan kedua adiknya yang kembar baru berumur dua tahunan.

(Al-'An`ām):61 - Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.

Setiap hari aku sibuk mengurus anak-anak termasuk mengantar dan menjemput mereka sekolah. Disisi lain aku juga harus belajar membuat makanan untuk aku jual. Aku pernah jualan es teh dan cemilan di depan sekolahannya anakku, tepatnya di samping pintu gerbang sekolah. Alhamdulillah selain bisa bekerja dan mencari rezeki yang halal aku juga tidak perlu menyewa tempat. Sehingga aku bisa lebih hemat.

(Az-Zumar):39 - Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui,

Tapi ternyata pekerjaanku yang satu ini tidak bisa bertahan lama karena ada kendala, setiap hujan turun maka aku tidak bisa jualan di depan sekolah. Rasanya sedih sekali mengingat aku belum bisa memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan anak-anak.

Kemudian aku beralih dagang sprei, bantal, selimut dan bedcover. Awal penjualanku kali inicukup lumayan ramai dengan pembeli. Namun setelah bulan ke-empat rasanya aku sudah tidak bisa menjual barang-barang seperti ini lagi karena membutuhkan modal yang lumayan besar. Sedangkan aku belum memiliki pasif income.

(Al-'Inshiqāq):6 - Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.

Aku pernah mencoba mendatangi koperasi untuk mengajukan pinjaman tapi tidak membuahkan hasil. Rasanya aku pingin nangis, kepada siapa aku harus mengadu. Hanya kepada Allah aku bersandar dan memohon ampunan serta kekuatan agar aku dan anak-anakku selalu di jalan yang benar. Meskipun hidup penuh tantangan namun aku yakin  pahit manisnya ujian dan cobaan ini hanyalah sementara saja. Aku harus rajin beribadah karena dunia ini hanya sementara saja.

(At-Tawbah):105 - Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Aku juga pernah jualan kaos anak-anak, awalnya laris manis tapi setelah enam bulan berlalu ternyata semakin banyak sainganya. Dan akhirnya jatuh bangun aku membangun usaha ini tapi belum berhasil juga.

Tidak mudah memang, tapi aku harus  bangkit dan tetap semangat dalam bekerja demi menghidupi anak-anakku. Suatu ketika aku pernah sakit di rawat di rumah sakit. Dua hari kemudian ketiga putraku menyusul ikut sakit sepertiku dan kami bertiga sama-sama di rawat dirumah sakit yang sama.

Aku tidak boleh menyerah, aku harus bangkit dan semangat mengejar impianku yaitu mengantarkan anak-anakku menjadi sarjana dan mandiri. Aku belajar dari Cicak dan Jerapah. Cicak tidak pernah mengenal kata lelah. Meskipun makanannya nyamuk yang mana tidak mudah ditangkap karena terbang kesana kemari tetapi cicak tetap diam-diam merayap bekerja dan berusaha menangkap makananya. Meskipun cicak dalam mencari rezeki sering jatuh berkali-kali tetapi cicak tidak pernah protes kepada Allah kenapa rezekinya sulit untuk ditangkap. Begitu juga anak sang Jerapah yang sering ditendang-tendang kakinya oleh ibunya sendiri agar mau belajar berjalan. Anak Jerapah tidak pernah protes kenapa ibunya jahat, karena yang ia tahu bahwa ibunya sangat sayang padanya dan berharap ia bisa berjalan dan mencari makan sendiri. Begitu juga aku yang sedang diuji oleh Allah SWT  dengan cara-Nya. Mulai sekarang aku tidak akan protes lagi kenapa suamiku diambil duluan, kenapa hidupku penuh penderitaan. Sekarang aku yakin bahwa Allah itu sangat menyayangiku dan membuatku lebih banyak bersyukur dengan adanya ujian demi ujian yang menimpaku.

Dan setelah sehat kemudian aku memilih membuat makanan dan minuman di rumah sendiri kemudian aku titipkan di kantin-kantin sekolah. Alhamdulillah, rezeki mengalir sedikit demi sedikit yang penting bisa memberi makan dan menyekolahkan anak-anakku. Meski kadang jualan makanan itu tidak selalu menguntungkan malah kadang juga nyisa, tapi apalah daya aku belum bisa bekerja seharian diluar rumah, jika harus meninggalkan anak-anak dirumah sendirian.

Wawasanku semakin bertambah seiring dengan adanya komunitas Magnet Rezeki. Suatu ketika aku mengikuti Training Magnet Rezeki yang di bawakan oleh Ustadz Nasrullah. Motivasi yang aku dapatkan benar-benar dahsyat dan luar biasa. Aku seperti mendapatkan energi berlian. Hingga aku berjanji suatu ketika aku pasti bisa menjadi seorang Trainer dan Motivator.

Aku sisihkan uang dari hasil jualan sedikit demi sedikit untuk membeli buku Rahasia Magnet Rezeki. Dan alhamdulillah dalam waktu kurang dari sebulan aku bisa membeli satu lusin buku RMR. Satu buku untukku sendiri dan kubaca berulang-ulang dan yang sembilan buku aku jual ke teman-teman yang ada di pengajian.

Alhmdulillah Allah masih memberiku kesehatan dan kesempatan untuk bekerja serta belajar menimba ilmu. Semoga suatu hari nanti bisnisku bisa sukses dan berhasil. Dan aku bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anakku, bisa menyekolahkan mereka sampai sarjana dan menjadi anak yang sholeh dan berakhlaq mulia.

(Al-Baqarah):268 - Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.

Dan aku benar-benar besyukur dalam waktu beberapa bulan saja Allah mengabulkan permohonanku. Aku bisa ikut Camp Magnet Rezeki, tak lama kemudian aku bisa ikut TFT yaitu Training For Trainer yang di pimpin oleh Ustadz Nasrullah. Kini aku menjadi bagian dari dua juta pengamal ilmu Magnet Rezeki dalam komunitas Certified Trainer Magnet Rezeki. Alhamdulillah aku sekarang menjadi Trainer Magnet Rezeki dan mengisi seminar di beberapa kota yang ada di Indonesia.

Yang lebih amazing buat saya adalah pada saat ikut TFT Allah telah mempertemukan saya dengan pak.Alpy seorang Master Trainer Samudera Hati sekaligus Penulis buku Best Seller. Aku dan teman-teman satu Team dari TFT-3 di bimbing oleh beliau dalam menulis buku dan berhasil membuat karya buku pertama yang berjudul Membumikan Magnet Rezeki. Adakah temen-temen yang sudah pernah membaca buku MMR tersebut? Didalam buku tersebut ada sepenggal cerita tentang kisah hidup saya. Semoga mengispirasi ya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar