Sabtu, 07 Oktober 2017

Cara Mendidik Anak Sholeh

IBU INI BERSUSAH PAYAH SELAMA BELASAN TAHUN  *( CARA MENDIDIK  ANAK AGAR BERBAKTI PADA ORANG TUA)*

Cinta dan taatnya kepada suami, meneduhkan hatinya untuk tetap berdiam di rumah. Apalagi memang mereka telah dianugerahi buah hati. Semakin mantap jiwanya untuk berkomitmen kepada suami dan anak-anaknya.

Sebelum subuh tiba, Bu S sudah sibuk mondar-mandir di dalam rumah. Rutinitas pagi beliau meliputi memasak air, menyiapkan sarapan, menyiapkan bekal makan siang suami, menyapu, mengumpulkan pakaian kotor lalu mencucinya, dan sederet aktivitas lain yang begitu padat.

Hingga anak beliau memasuki usia sekolah TK (Taman Kanak-Kanak), Bu S selalu bersemangat menjalani rutinitas harian tersebut. Bagi orang lain, mungkin kegiatan yang sama setiap hari akan begitu membosankan. Namun bagi Bu S, kesungguhannya menyelesaikan semua tugas itu adalah wujud cinta dan dukungannya kepada suami dan anak-anaknya. Baju kantor yang bersih dan rapi, sarapan yang sehat dan bergizi, bekal makan yang nikmat dan lengkap … semua untuk suaminya. Seragam sekolah yang terawat, makanan dan minuman yang menyehatkan … semua untuk kedua anaknya.

Rutinitas siangnya beda lagi. Bila anaknya pulang sekolah, beliau duduk menemani anaknya menyantap makan siang. Setia sekali beliau mendengar cerita anak-anaknya. Mulai dari pelajaran sekolah, teman-teman, guru, hingga hal-hal yang mereka jumpai sepanjang jalan pulang ke rumah. Kebiasaan ini sudah menyatu dalam jiwa Bu S. Hingga anak-anaknya berstatus mahasiswa pun, menemani anak-anaknya makan siang adalah rutinitas yang beliau jalani tanpa jemu.

Tahukah Anda, itulah salah satu kunci kedekatan Bu S dengan anak-anaknya, terutama dengan putranya. Bila hari ini Anda dapati anak-anak begitu jauh dari orang tuanya, maka teladan dari Bu S adalah obat penawar. Bila hari ini Anda jumpai anak-anak lebih percaya teman yang badung dibandingkan orang tuanya yang baik, maka teladan dari Bu S adalah jawaban.

Bu S berhasil memenangkan hati anaknya. Tentu ini semua semata karunia dari Allah, walhamdulillah.

Sederhana. Bu S membentangkan sayap kasihnya, hingga anak-anaknya tahu bahwa ada pendengar yang selalu setia menunggu di rumah. Bu S benar-benar menyadari arti kehadiran sosok ibu di tengah tumbuh kembang anaknya. Bagi beliau, waktu yang dilalui untuk sabar mendengar semua cerita dan keluh kesah anak-anaknya adalah jalan untuk menciptakan generasi yang sehat secara rohani.

Anak-anak itu juga tahu bahwa ibu mereka akan siap mendengar. Maka tak ada alasan bagi mereka untuk lari mengadu kepada narkoba. Atau curhat dengan teman yang malah merusak. Mereka tahu, ibu insyaallah selalu ada. Siap duduk mendampingi, sabar mendengar, dan menasihati kala diperlukan.

Bagi kita, orang tua masa kini …. Ilmu parenting telah kita “genggam”. Maka, sudahkah kita menyadari hal sederhana yang telah dijalani Bu S selama belasan tahun itu?

Memenangkan hati anak-anaknya

Wajar, ada masa ketika Bu S berhadapan dengan periode pubertas anak-anaknya. Beliau sikapi dengan aura yang sama – aura seorang ibu, seorang sahabat, seorang pendidik. Bila ingin menasihati, beliau mengajak anaknya berbicara empat mata. Tanpa bentakan, beliau mulai percakapan dengan suara lembut khas seorang ibu.

Hati anak mana yang tak luluh dengan kesejukan semacam itu? Andaikan hati itu pun sudah sekeras batu, tetesan air kasih yang tiada henti insyaallah akan melubanginya. Memasuki pori-porinya, lalu membasahi jiwa yang kering … setahap demi setahap.

Sesosok lelaki dewasa

Sekarang, putra beliau telah berubah menjadi sesosok lelaki dewasa. Lelaki berusia 26 tahun yang dipercaya memegang jabatan penting di sebuah BUMN perminyakan ternama negeri ini. Dengan pakaian necis ia berangkat ke kantor, menandatangani izin usaha para pemohon, bertemu dengan mitra usaha, dan melakukan rapat evaluasi di berbagai kota.

Namun, tahukah Anda bagaimana sosoknya ketika berhadapan dengan ibunya?

Jika ia tak mengangkat telepon ibunya karena sedang rapat, sesegera mungkin setelah rapat ia menelepon balik. Ia minta maaf berkali-kali hingga ia mendengar sendiri dari lisan ibunya bahwa ia telah dimaafkan.

Jika ia mengantar ibunya berbelanja ke pasar, tak ia biarkan ibunya menenteng satu bungkus pun belanjaan. Meskipun itu hanya bungkusan kecil. Ia yang membawa semuanya. Ya, semuanya!

Jika ia akan bepergian dengan ibunya, ia bukakan pintu mobil untuk ibunya terlebih dahulu. Ia pastikan benar-benar bahwa ibunya telah duduk nyaman di jok mobil. Setelah itu, barulah ia menutup pintu.

Jika malam tiba, ia memijat ibunya dengan kedua tangannya. Kadang sampai larut malam hingga ia terkantuk-kantuk. Anda heran? Tak perlu heran, karena baginya itu biasa. Menurut dia, seseorang tak mungkin jadi bos di kantor bila bukan karena sebab jerih payah seorang ibu yang mengasuh sejak kecil.

Jika ia mesti bertugas dinas ke luar kota, ia akan pesankan kepada sopir, tetangga, pembantu, dan beberapa teman dekatnya untuk menjaga ibunya. Ia rutin menelepon ibunya setiap hari untuk bertanya kabar. Tak lupa pula ia meminta restu dan doa ibunya agar pekerjaannya berjalan lancar.

Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu ‘Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar Ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang yaman itu bersenandung,

إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ – إِنْ أُذْعِرْتُ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرُ

Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.
Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.

Orang itu lalu bertanya kepada Ibn Umar, “Wahai Ibnu Umar, apakah aku telah membalas budi kepadanya?” Ibnu Umar menjawab, “Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan.” (Adabul Mufrad, no. 11; Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)*

Telur dan shalat tahajjud

Bu S pernah menuturkan cara beliau mendidik anak. Prinsip beliau adalah telur. Beliau menjaga anak seperti menjaga telur. Jangan sampai pecah.

Telur diletakkan di tempat yang aman, supaya tak pecah.
Telur dipegang perlahan, supaya tak pecah.

Anak dibesarkan di rumah yang menenteramkan, supaya “tak pecah”.
Anak dirawat dengan cinta, supaya “tak pecah”.

Ada rahasia lain yang sempat beliau ungkap. Shalat tahajjud. Beliau sebisa mungkin menyempatkan diri shalat tahajjud, sepenat apa pun kondisinya. Beliau yakin, bila beliau berdoa dan beramal shalih maka Allah akan mudahkan urusannya, dan Allah akan menjaga suami serta anak-anaknya.

BACA SELENGKAPNYA

Read more http://ummiummi.com/cara-mendidik-anak-agar-berbakti-kepada-orang-tua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar